Saturday, 23 January 2016

Asal usul kalendar Masehi (Kristologi)



            Perkataan Masehi digunakan oleh umat Kristian awal untuk menetapkan hari kelahiran Yesus yang dalam bahasa latin disebut Anno Domini (AD) yang berarti “Tahun Tuhan Kita” atau Common Era/CE (Era Umum) untuk era Masehi dan Before Christ/BC (sebelum kelahiran Kristus) atau Before Common Era/BCE (Sebelum Era Umum).

            Kalendar Masehi mengikuti putaran matahari. Sistem penanggalan yang merujuk pada awal tahun Masehi ini mulai diadopsi di Eropa Barat pada abad ke-8. Pada tahun 527 M, Dionisius Exoguus (Biarawan Katolik) ditugaskan oleh pimpinan Gereja untuk membuat perkiraan tahun dengan berpusatkan pada tahun kelahiran Nabi Isa A.S (Yesus) dan mula digunakan untuk mengira tanggal Paskah (Computus) berdasarkan tahun berdirinya Roma.

            Awalnya, perkiraan hari Orang Romawi terbahagi kepada 10 bulan saja (kecuali Januari dan Februari). Perkiraan bulan Masehi ini ada hubungannya dengan dewa bangsa Romawi dan berdasarkan urutan susunan bulan.

Penanggalan Gregorius
Hari
Asal usul nama bulan
January
Janus (Dewa pertama dan terakhir bangsa Romawi)
February
Februus (Dewa kematian dan pemurnian Romawi, yang juga menjadi dewa bangsa Etruskan). Bulan ini menjadi bulan perayaan ritual pemurnian di Romawi yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan ini.
March
31
Mars (Dewa perang Romawi)
bahasa Latin: aperire yang artinya membuka. Bulan April (Aprilis) dalam kalendar Romawi merupakan penghormatan untuk dewi Venus. Kata April diambil dari nama Venus dalam bahasa Yunani yaitu Aphrodite (Aphros).
May
31
Maia Maiestas (Dewi Romawi)
June
30
Juno (Dewi Romawi, isteri Jupiter (mitologi))
July
31
Julius Caesar (diktator Romawi) (bulan ini sebelumnya disebut Quintilis, bulan ke-5 kalendar Romawi)
August
Augustus (Kaisar Romawi pertama) (bulan ini sebelumnya disebut Sextilis, bulan ke-6 kalendar Romawi)
30
Septem (bahasa Latin untuk tujuh, bulan ke-7 kalendar Romawi)
31
Octo (bahasa Latin untuk delapan, bulan ke-8 kalendar Romawi)
30
Novem (bahasa Latin untuk sembilan, bulan ke-9 kalendar Romawi)
December
31
Decem (bahasa Latin untuk sepuluh, bulan ke-10 kalendar Romawi)
Total
365/366


            Pada zaman dahulu permulaan penanggalan Masehi jatuh pada bulan Mac. Penanggalan yang awalnya 10 bulan kemudian berkembang menjadi 12 bulan dengan tambahan 2 bulan yaitu Januarius dan Februarius. Januarius adalah nama dewa Janus yang berwajah dua yang menghadap kedepan dan kebelakang, sehingga dapat memandang masa lalu dan masa depan. Kerananya bulan Januarius ditetapkan sebagai bulan pertama. Februarius diambil dari upacara Februa yaitu upacara pembersihan untuk menyambut kedatangan musim bunga. Dengan ini Februarius menjadi bulan yang kedua sebelum musim bunga datang pada bulan Mac.

            Ketika Julius Caesar berkuasa, ia menerima anjuran para ahli perbintangan Mesir untuk memperpanjang tahun 46 SM menjadi 445 hari dengan menambah 23 hari pada bulan Februari dan menambah 67 hari antara bulan November dan December. Setelah kembali ke Roma, beliau mengeluarkan maklumat penting dan berpengaruh luas hingga kini yakni penggunaan sistem matahari dalam sistem penanggalan seperti yang dipelajarinya dari Mesir.

            Keputusannya ketika itu, setahun berumur 365 hari atas alasan, bumi mengelilingi matahari selama 365,25 hari. Kedua, setiap 4 tahun sekali, umur tahun tidak 365 hari tetapi 366 hari yang juga disebut tahun loncat. Tahun loncat ini sebagai penampungan kelebihan 6 jam setiap tahun yang dalam 4 tahun menjadi 4x6=24 jam atau 1 hari.

            Kerana jasanya, maka penanggalan itu disebut penanggalan Julian dengan mengganti nama bulan ke-7 yang asalnya Quintilis menjadi Julio. Waktu terus berjalan, tanpa diduga, penanggalan Julian juga memperlihatkan kemelesetan apabila pada zaman Julius Caesar jatuhnya musim bunga mundur hampir 3 bulan, menyebabkan musim bunga dirasakan maju beberapa hari dari pemusatan yang telah ditentukan. Ini mengakibatkan perayaan Paskah tidak tepat kerana kalendar Julian berlangsung selama 365,25 hari, yang menyebabkan setiap satu millennium akan terlebih 7-8 hari.

            Untuk meluruskan kemelesetan, Paus Gregorius XIII ketua Gereja Katolik di Roma setelah diusulkan oleh seorang Doktor dari Napoli, Italia yang bernama Aloysius Lilius pada tanggal 24 Februari 1582 membetulkan dan mengeluarkan sebuah keputusan. Pertama, angka tahun pada abad pergantian yakni angka tahun yang berakhir dengan 2 kosong, yang tidak habis dibahagi 400, contohnya 1700, 1800 dan selanjutnya, tidak lagi sebagai tahun loncat (catatan: jadi tahun 2000 yang habis dibahagi 400 adalah tahun loncat). Kedua, untuk mengatasi keadaan darurat pada tahun 1582 itu diadakan pengurangan sebanyak 10 hari jatuh pada bulan October. Pada bulan October 1582, setelah tanggal 4 October 1582 (Kamis) langsung ke tanggal 14 October 1582 (Jumat). Ketiga, Paus Gregorius XIII menetapkan 1 Januari sebagai tahun baru yang bermula pada tahun 1622. Berarti pada perkiraan Dionisius Exoguus terhapus. Tahun baru bukan lagi 21 Mac seiring dengan pengertian kelahiran Nabi Isa A.S (Yesus) dan permulaan musim bunga yang sudah disetujui sejak Konsili Nicea I pada tahun 325.

            Penanggalan tahun Masehi yang dipakai saat ini berdasarkan Astrologi Mesopotamia yang dikembangkan oleh astronaut-astronaut para penyembah dewa-dewa. Setelah ditetapkannya sistem kalendar ini tidak semua Negara langsung menggunakan sistem kalendar ini. Setelah beberapa abad baru mulai banyak Negara yang menggunakan sistem penanggalan ini.



Sumber:



-       Abby Fadhillah Yahya, Mahasiswa IAIN sunan ampel, Surabaya, www.hidayatullah.com

No comments:

Post a Comment