Saturday, 23 January 2016

Asal usul kalendar Masehi (Kristologi)



            Perkataan Masehi digunakan oleh umat Kristian awal untuk menetapkan hari kelahiran Yesus yang dalam bahasa latin disebut Anno Domini (AD) yang berarti “Tahun Tuhan Kita” atau Common Era/CE (Era Umum) untuk era Masehi dan Before Christ/BC (sebelum kelahiran Kristus) atau Before Common Era/BCE (Sebelum Era Umum).

            Kalendar Masehi mengikuti putaran matahari. Sistem penanggalan yang merujuk pada awal tahun Masehi ini mulai diadopsi di Eropa Barat pada abad ke-8. Pada tahun 527 M, Dionisius Exoguus (Biarawan Katolik) ditugaskan oleh pimpinan Gereja untuk membuat perkiraan tahun dengan berpusatkan pada tahun kelahiran Nabi Isa A.S (Yesus) dan mula digunakan untuk mengira tanggal Paskah (Computus) berdasarkan tahun berdirinya Roma.

            Awalnya, perkiraan hari Orang Romawi terbahagi kepada 10 bulan saja (kecuali Januari dan Februari). Perkiraan bulan Masehi ini ada hubungannya dengan dewa bangsa Romawi dan berdasarkan urutan susunan bulan.

Penanggalan Gregorius
Hari
Asal usul nama bulan
January
Janus (Dewa pertama dan terakhir bangsa Romawi)
February
Februus (Dewa kematian dan pemurnian Romawi, yang juga menjadi dewa bangsa Etruskan). Bulan ini menjadi bulan perayaan ritual pemurnian di Romawi yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan ini.
March
31
Mars (Dewa perang Romawi)
bahasa Latin: aperire yang artinya membuka. Bulan April (Aprilis) dalam kalendar Romawi merupakan penghormatan untuk dewi Venus. Kata April diambil dari nama Venus dalam bahasa Yunani yaitu Aphrodite (Aphros).
May
31
Maia Maiestas (Dewi Romawi)
June
30
Juno (Dewi Romawi, isteri Jupiter (mitologi))
July
31
Julius Caesar (diktator Romawi) (bulan ini sebelumnya disebut Quintilis, bulan ke-5 kalendar Romawi)
August
Augustus (Kaisar Romawi pertama) (bulan ini sebelumnya disebut Sextilis, bulan ke-6 kalendar Romawi)
30
Septem (bahasa Latin untuk tujuh, bulan ke-7 kalendar Romawi)
31
Octo (bahasa Latin untuk delapan, bulan ke-8 kalendar Romawi)
30
Novem (bahasa Latin untuk sembilan, bulan ke-9 kalendar Romawi)
December
31
Decem (bahasa Latin untuk sepuluh, bulan ke-10 kalendar Romawi)
Total
365/366


            Pada zaman dahulu permulaan penanggalan Masehi jatuh pada bulan Mac. Penanggalan yang awalnya 10 bulan kemudian berkembang menjadi 12 bulan dengan tambahan 2 bulan yaitu Januarius dan Februarius. Januarius adalah nama dewa Janus yang berwajah dua yang menghadap kedepan dan kebelakang, sehingga dapat memandang masa lalu dan masa depan. Kerananya bulan Januarius ditetapkan sebagai bulan pertama. Februarius diambil dari upacara Februa yaitu upacara pembersihan untuk menyambut kedatangan musim bunga. Dengan ini Februarius menjadi bulan yang kedua sebelum musim bunga datang pada bulan Mac.

            Ketika Julius Caesar berkuasa, ia menerima anjuran para ahli perbintangan Mesir untuk memperpanjang tahun 46 SM menjadi 445 hari dengan menambah 23 hari pada bulan Februari dan menambah 67 hari antara bulan November dan December. Setelah kembali ke Roma, beliau mengeluarkan maklumat penting dan berpengaruh luas hingga kini yakni penggunaan sistem matahari dalam sistem penanggalan seperti yang dipelajarinya dari Mesir.

            Keputusannya ketika itu, setahun berumur 365 hari atas alasan, bumi mengelilingi matahari selama 365,25 hari. Kedua, setiap 4 tahun sekali, umur tahun tidak 365 hari tetapi 366 hari yang juga disebut tahun loncat. Tahun loncat ini sebagai penampungan kelebihan 6 jam setiap tahun yang dalam 4 tahun menjadi 4x6=24 jam atau 1 hari.

            Kerana jasanya, maka penanggalan itu disebut penanggalan Julian dengan mengganti nama bulan ke-7 yang asalnya Quintilis menjadi Julio. Waktu terus berjalan, tanpa diduga, penanggalan Julian juga memperlihatkan kemelesetan apabila pada zaman Julius Caesar jatuhnya musim bunga mundur hampir 3 bulan, menyebabkan musim bunga dirasakan maju beberapa hari dari pemusatan yang telah ditentukan. Ini mengakibatkan perayaan Paskah tidak tepat kerana kalendar Julian berlangsung selama 365,25 hari, yang menyebabkan setiap satu millennium akan terlebih 7-8 hari.

            Untuk meluruskan kemelesetan, Paus Gregorius XIII ketua Gereja Katolik di Roma setelah diusulkan oleh seorang Doktor dari Napoli, Italia yang bernama Aloysius Lilius pada tanggal 24 Februari 1582 membetulkan dan mengeluarkan sebuah keputusan. Pertama, angka tahun pada abad pergantian yakni angka tahun yang berakhir dengan 2 kosong, yang tidak habis dibahagi 400, contohnya 1700, 1800 dan selanjutnya, tidak lagi sebagai tahun loncat (catatan: jadi tahun 2000 yang habis dibahagi 400 adalah tahun loncat). Kedua, untuk mengatasi keadaan darurat pada tahun 1582 itu diadakan pengurangan sebanyak 10 hari jatuh pada bulan October. Pada bulan October 1582, setelah tanggal 4 October 1582 (Kamis) langsung ke tanggal 14 October 1582 (Jumat). Ketiga, Paus Gregorius XIII menetapkan 1 Januari sebagai tahun baru yang bermula pada tahun 1622. Berarti pada perkiraan Dionisius Exoguus terhapus. Tahun baru bukan lagi 21 Mac seiring dengan pengertian kelahiran Nabi Isa A.S (Yesus) dan permulaan musim bunga yang sudah disetujui sejak Konsili Nicea I pada tahun 325.

            Penanggalan tahun Masehi yang dipakai saat ini berdasarkan Astrologi Mesopotamia yang dikembangkan oleh astronaut-astronaut para penyembah dewa-dewa. Setelah ditetapkannya sistem kalendar ini tidak semua Negara langsung menggunakan sistem kalendar ini. Setelah beberapa abad baru mulai banyak Negara yang menggunakan sistem penanggalan ini.



Sumber:



-       Abby Fadhillah Yahya, Mahasiswa IAIN sunan ampel, Surabaya, www.hidayatullah.com

Wednesday, 20 January 2016

Dunia vs Akhirat


    Segelintir manusia berpandangan bahwa dunia dan akhirat harus seimbang. Tidak boleh meninggalkan dunia dan tidak juga meninggalkan akhirat. Dunia yang dimaksud disinilah adalah kehidupan seperti harta, pangkat, kedudukan dan sebagainya, manakala akhirat pula lebih mencondong kearah agama, amal kebaikan, pahala dan sebagainya. Betulkah dunia dan akhirat seseorang muslim itu harus seimbang?

    Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita perhatikan beberapa ayat Al-Quran yang mengatakan tentang dunia dan akhirat.

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُالْآَخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS Al-An’aam ayat 32)


انْظُرْ كَيْفَ فّضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَلَلْأَخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَتٍ وَأكْبَرُ تُفْصِيْلاً
Lihatlah bagaimana Kami lebihkan sebahagian dari mereka atas sebahagian yang lain (dalam rezeki pemberian Kami itu) dan sesungguhnya pemberian di akhirat lebih besar tingkatan-tingkatan perbezaannya dan lebih besar tambahan-tambahan kelebihannya. (QS Al-Isra' ayat 21)


وَلَلآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلأُولَىٰ
Dan sesungguhnya kesudahan keaadaanmu adalah lebih baik bagimu daripada permulaannya. (QS Ad-Dhuha ayat 4)

Dari ayat-ayat diatas kita dapat merumuskan bahwa dunia dan akhirat itu tidak sama dan maksudnya keduanya tidak boleh seimbang. Kalau kita ambil neraca penimbang, akhirat itu harus lebih berat daripada dunia.

    Dunia ini hanyalah sesuatu yang fana dan sementara. Jika kita mengejar dunia, kita tidak akan mampu mendapatkan keseluruhannya. Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa dunia adalah tempat permainan yang menipu. Dunia hanyalah tempat persinggahan sementara bagi seluruh manusia untuk diuji keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah S.W.T. Apakah kita lulus dengan ujiannya atau tidak? Jika kita lulus, maka syurga adalah hadiahnya, jika gagal, maka sebaliknya.

    Dunia adalah jalan menuju akhirat yang mana semua manusia harus melaluinya sebelum menuju akhirat yang kekal abadi. Dunia tidak boleh ditinggalkan kerana ia adalah proses, tapi proses ini banyak gangguan dan godaannya. Dengan perilaku dan kegiatan yang dapat memesongkan jalan kita dari tujuan asalnya. Sebagai contoh, kita dari KL nak ke airport, dalam perjalanan ke airport, banyak bangunan-bangunan megah yang terlihat, banyak mall-mall, permandangan yang indah yang membuat kita berhenti, shopping dulu, selfie-selfie dulu sehingga membuat kita lupa bahwa kita mau ke airport. Tanpa disedari waktu terus berjalan sampailah kita tertinggal flight. Sama dengan dunia, dunia banyak membuat kita lalai sampai kita lupa dengan tujuan sebenar kita. Lupa dengan Allah, kebanyakan dari kita hanya mengingatnya ketika susah, ketika perlu saja, selebihnya seperti Allah S.W.T itu tidak wujud. Di dalam Al-Quran telah disebutkan

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
Mereka hanya mengetahui yang lahir/material (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (QS Ar-Ruum ayat 7)

    Kerjakan duniamu untuk akhiratmu bukan dunia untuk dunia. Bezakan diantara dua ini. Rasulullah S.A.W adalah contoh teladan yang paling mulia. Beliau mempunyai kedudukan, pangkat, harta, kemasyhuran, tapi apakah beliau sombong, takabbur, riya', tidak sama sekali. Kalau mau kita berfikir, Rasulullah S.A.W sangat berpotensi untuk melakukan semua jenis penyakit hati itu. Beliau mampu untuk membangun rumah mewah, beliau mampu memakai pakaian-pakaian yang mahal, beliau mampu untuk makan yang sedap-sedap, tapi apakah beliau melakukan itu? tidak sama sekali. Apakah Rasulullah S.A.W tidak mampu (miskin)? Kalau pun Rasulullah miskin, beliau masih mampu meminta kepada sahabat-sahabatnya yang kaya raya seperti Ustman. Kalau tidak pun, Rasulullah mampu untuk meminta kepada malaikat ataupun langsung kepada Allah S.W.T. Tapi satu pun tidak dilakukan oleh Rasulullah kerana sifatnya yang zuhud, sederhana dan merendah diri.

    Ada satu kisah ketika Rasulullah pulang ke rumah bertanya kepada Aisyah, wahai Aisyah ada makanankah yang boleh untukku makan? aku belum makan. Aisyah berkata, tidak ada ya Rasulullah. Rasulullah S.A.W pun menjawab, tidak apa, jadi hari ini aku berpuasa. Rasulullah S.A.W pernah mengikat perutnya sampai mengganjalkan perutnya dengan batu kerana lapar. Walaupun Rasulullah S.A.W lapar, tapi beliau tidak pernah meminta-minta.

    Dari kisah dan contoh daripada Rasulullah S.A.W tadi, beliau lebih mementingkan akhirat daripada dunia. Dunia hanyalah lapangan untuk meramal soleh, oleh itu jangan sampai kita dilalaikan dengan godaan dunia. Apalagi sekarang hidup dizaman yang serba maju dan modern. Makannya maunya di McD, minumnya maunya di Starbucks, HPnya Iphone 6s, semuanya serba mahal dan tidak terlepas dari sifat riya' dan takabbur disitu. Menjadi manusia sederhana tidak bermakna kita miskin. Mempunyai kekayaan dan harta itu harus, tapi hendaknya digunakan untuk akhirat, seperti bersedekah, membangun masjid, sekolah dan sebagainya.

    Dekatkanlah diri kepada Allah S.W.T dan mencuba untuk mencintai-Nya. Karena kecintaan kepada Allah lah yang akan membawa kita kepada masa depan akhirat yang cerah. Seperti Rabiyatul Adawiyah (Sufi perempuan pertama) pernah berkata "Aku mengabdi kepada Allah bukan kerana aku takut akan neraka-Nya dan bukan juga kerana syurga-Nya, tapi aku mengabdi kepada-Nya kerana aku mencintai-Nya". Disinilah kenikmatan yang sebenarnya seperti sepasang kekasih yang sedang kemaruk asmara. Memang tidak mudah untuk mencapai ketahap itu, tapi setidaknya kita mencuba mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan segala suruhannya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Tinggalkan dosa besar, kemudian kecil dan hal-hal yang syubhat, In Shaa Allah akan membuat kita tenang didunia apalagi nanti di akhirat.

Allahu A'lam Bissowab
Semoga bermanfaat

Sumber :
- Al-Quran Al-Karim
- Prof. Dr. H. M. Amin Syukur, M.A, Menggugat Tasawuf : Sufisme dan Tanggungjawab Sosial
- M. Subkhan Anshori, Lc, M.Si, Tasawuf dan Revolusi Sosial
- Mata Kuliah Ilmu Tasawuf oleh Dr. Nur Hadi Ihsan MIRKH, dosen UNIDA GONTOR

Sunday, 17 January 2016

Ibn Miskawaih (Tugas Filsafat Akhlak III)

             Seorang filsuf muslim yang dianggap mampu memadukan dua tradisi Yunani dan Islam dan juga ahli dalam filsafat Romawi, India, Arab dan Persia, beliau adalah Abu Ali Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ya’qub Ibn Miskawaih yang lebih dikenali sebagai Ibn Miskawaih. Beliau di lahirkan di Ray (Teheran, Iran) pada 330 H/942 M dan wafat pada 421 H/1030 M di Asfahan. Beliau hidup di zaman pemerintahan Dinasti Buwaihiyah (320-450 H/932-1062 M) yang mana pembesarnya bermazhab Syi’ah. Beliau adalah seorang keturunan Persia, yang konon dulu keluarganya beragama Majusi kemudian pindah ke dalam Islam.

            Beliau mendapatkan gelar “Al-Muallim As-Tsalis” (guru ketiga) setelah Aristoteles dan Al-Farobi dan jufa sebagai Bapa Etika Islam. Beliau merupakan seorang ilmuwan hebat, bahkan ia juga dikenal sebagai seorang filsuf, penyair, dan sejarawan yang sangat terkenal. Beliau sangat menyenangi sejarah dan filsafat. Sejak masih muda, beliau mempelajarinya dengan tekun serta pernah menjadi pustakawan Ibnu Al-Amid tempat di mana beliau menuntut ilmu dan memperoleh banyak hal positif berkat pergaulannya dengan kaum elit.

            Ketika berhijrah ke Baghdad, beliau mengabdi kepada Al-Mahalbi AL-Hasan Bin Muhammad Al-Azdi (menteri Mu’izz Al-Dawlah Bin Buwaih) pada tahun 348 H sebagai sekretaris pribadinya. Sepeninggal Menteri Al-Mahallabi, beliau kembali ke Ray yang kemudian mengabdi pada menteri Ibn Al-Amid sebagai kepala perpustakaan sekaligus sekretaris pribadinya sampai sang menteri wafat tahun 360 H. Namun, sepeninggal sang menteri Ibn Al-Amid,  putranya yang juga seorang menteri bernama Abu Al-Fath Ali Ibn Muhammad Ibn Al-Amid memenjarakannya pada tahun 366 H. Tetapi keberuntungan membawanya bertemu dengan menteri Adlud Al-Dawlah Ibn Buwaih yang menjadikannya kepala perpustakaan dan sekaligus sekretaris pribadinya. Kariernya terus menanjak dari satu menteri ke menteri yang lain dan kepada beberapa pangeran serta keluarga raja di lingkungan pemerintahan Bani Buwaih.

            Ibn Miskawaih juga seorang yang aktif dalam dunia politik di era kekuasaan Dinasti Buwaih, di Baghdad. Beliau meninggalkan Ray menuju Baghdad dan mengabdi kepada Istana Pangeran Buwaih sebagai bendaharawan dan beberapa jabatan lain. Beliau mengkombinasikan karier politik dengan peraturan filsafat yang penting. Beliau tak hanya mengabdi di Buwaih, tetapi juga di Isfahan dan Ray.

            Beliau lebih dikenal sebagai filsuf akhlak (etika) walaupun perhatiannya luas meliputi ilmu-ilmu yang lain seperti kedokteran, bahasa, sastra dan sejarah. Bahkan dalam literature filsafat Islam, tampaknya hanya Ibnu Miskawaih inilah satu-satunya tokoh filsafat akhlak. Beliau juga merupakan anggota kelompok intelektual terkenal seperti At-Tauhidi dan As-Sijistani. Beliau telah merumuskan dasar-dasar etika didalam kitabnya Tahdzib Al-Akhlaq wa Tathir Al-A’raq (pendidikan budi dan pembersihan akhlak). Manakala sumber filsafat etikanya berasal dari filsafat Yunani, peradaban Persia, ajaran Syariat Islam dan pengalaman pribadi.

            Latar belakang pendidikannya tidak diketahui secara detail, cuma sebagian antara lain terkenal mempelajari sejarah dari Abu Bakar Ahmad Ibn Kamil Al-Qadhi, mempelajari filsafat dari Ibn Al-Akhmar dan mempelajari Kimia dari Abi Thayyib. Dalam bidang pekerjaan, beliau adalah bendaharawan, sekretaris, pustakawan dan pendidik anak para pemuka Dinasti Buwaihiyyah. Beliau juga dikenal sebagai dokter, penyair dan ahli bahasa.

            Konsep pemikiran pendidikan Ibn Miskawaih adalah manusia dan akhlak. Konsep manusia adalahdaya bernafsu (an-nafs al-bahimmiyat) sebagai daya terendah, daya berani (an-nafs as-sabu’iyyat) sebagai daya pertengahan, daya berpikir (an-nafs an-nathiqat) sebagai daya tertinggi. Pemikirannya dalam bidang akhlak termasuk salah satu yang mendasari konsepnya dalam bidang pendidikan. Konsep akhlak yang ditawarkannya berdasarkan doktrin jalan tengah.

            Jumlah buku dan artikel yang berhasil ditulis oleh beliau ada 41 buah. Semua karyanya tidak luput dari kepentingan pendidikan akhlak (tahzib al-akhlak), diantara karyanya adalah:
a)     Al-Fawz al-’Akbar, Al-Fawz al-Ashghar (tentang metafisika: ketuhanan, jiwa, dan kenabian)
b)    Tartib al-Sa’adah (tentang etika dan politik)
c)     Kitab Adab al-’Arab wa al-’Ajam (tentang etika)
d)    Al-Hikmah al-Khalidah (tentang etika praksis)
e)     Maqalat fi al-Nafs wa al-’Aql (tentang jiwa dan akal)
f)     Risalah fi al-’Adalah (tentang keadilan)
g)    Al-Mustawfi (tentang sastra)
h)    Al-Jami, Al-Asyribah, Al-Adwiyah (tentang kedokteran),
i)      dll.



Sumber



Nasution, Hasyimsyah, Dr., M.A., Filsafat Islam, Jakarta: GMP, 1999.

Shubhi, Ahmad Mahmud, Dr., Filsafat Etika, Jakarta: Serambi, 2001.

http://serunaihati.blogspot.co.id/2012/10/biografi-ibnu-miskawaih-pendiri.html

Al-Farabi (Tugas Filsafat Akhlak II)


            Al-Farabi dikenal sebagai filsuf besar yang memiliki keahlian dalam banyak bidang keilmuan dan memandang filsafat secara utuh. Nama sebenar Al-Farabi adalah Abu Nashr Muhammad Ibn Thorkhan Ibn Uzalagh Al-Farabi. DInamai dengan Al-Farabi kerana dihubungkan dengan Farab. Beliau dilahirkan di desa Wasij di Farab (daerah Khurasan dekat dengan sungai Situn, Transoxiana, Turkestan) pada tahun 257 H / 870 M dan beliau wafat pada 339 H / 950 M di Damaskus.

            Ayahnya adalah seorang jendral yang berbangsa Iran (Persia) pada Dinasti Samaniyyah yang menguasai wilayah Transoxiana wilayah otonom Bani Abbasiyah. Ayahnya menikahi seorang perempuan Turkistan dan kadang-kadang disebut keturunan Iran yang merupakan ibu kepada Al-Farabi. Ayahnya mengabdi pada pangeran-pangeran Dinasti Samaniyyah.

            Al-Farabi hidup seperti orang Badwi yang hidup berpindah-pindah dari satu waktu ke satu waktu. Di masa kecilnya, beliau dikenal rajin belajar, mempunyai otak yang cerdas dan menguasai beberapa jenis bahasa seperti Arab, Turki, Persi. Pendidikan dasarnya ditempuh di Farab (tempat kelahirannya) yang mana penduduknya bermazhab  Syafii. Beliau mempelajari keagamaan, bahasa, fiqh, hadits dan tafsir Al-Quran.

            Ketika Al-Farabi beranjak dewasa, beliau berhijrah dari negrinya ke kota Baghdad pada tahun 922 M yang mana pada waktu itu Kota Baghdad terkenal sebagai Kota Ilmu Pengetahuan. Di kota ini, beliau memperdalam filsafat, logika, fisika, ketuhanan, ilmu alam, kedokteran, kimia, fiqih, matematika, politik dan juga musik. Dengan kecerdasannya, beliau segera terkenal sebagai filosof dan ilmuwan. Beliau berguru kepada Ibnu Suraj dalam mempelajari tata bahasa Arab (Nahwu Shorf). Beliau belajar filsafat dan logika kepada Abu Bisyr Mattius Ibn Yunus. Beliau juga belajar kepada seorang Kristen Nestorian, Yuhana Ibn Hailan (tokoh filsafat aliran Alexandria) yang sekaligus mengajak Al-Farabi pergi ke Konstatinopel untuk mendalami filsafat. Setelah 8 tahun berada di Konstatinopel, beliau kembali ke Baghdad untuk mencurahkan diri dalam belajar, mengajar dan menulis filsafat.

            Keahliannya dalam banyak bidang keilmuan termasuk filsafat membuat filsuf yang datang setelahnya seperti Ibn Sina dan Ibn Rusyd mengambil filsafatnya. Pandangan Al-Farabi tentang filsafat dengan usahanya mengakhiri kontradiksi antara pemikiran Plato dengan Aristoteles melalui risalahnya “Al-Jami’u Baina Ra’yai Al-Hakimain Aflatun wa Aristhu”. Pengetahuan yang mendalam tentang filsafat Plato dan Aristoteles menyebabkan Al-Farabi dijuluki sebagai “Al-Mualim At-Tsani” (Guru kedua) setelah “Al-Mualim Al-Awal” (Guru pertama) adalah Aristoteles.

            Pada tahun 330 H / 945 M beliau berpindah ke Damaskus dan berkenalan dengan Saif Ad-Daulah Al-Hamdani (Sultan Dinasti Hamdan) di Aleppo. Di sini, beliau bertemu dengan para sastrawan, penyair, ahli bahasa, ahli fiqih dan cendekiawan lainnya. Di sini juga, beliau bekerja sebagai tujang kebun di siang hari dan belajar teks-teks filsafat pada malam hari. Al-Farabi juga terkenal sangat soleh dan zuhud. Kemudian sultan memberi kedudukan kepada beliau sebagai ulama istana dengan gaji yang sangat besar, tetapi beliau lebih memilih hidup sederhana dan tidak tertarik dengan kemewahan dan kekayaan. Yang mengagumkan lagi, beliau hanya memerlukan empat dirham untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari sedangkan selebihnya beliau bagikan kepada fakir miskin dan amal sosial di Aleppo dan di Damaskus. Beliau hidup di dua kota ini selama lebih kurang 10 tahun secara berpindah-pindah.

            Menjelang akhir hayatnya, Al-Farabi menetap di Damskus, Syiria hingga wafat ketika berumur 80 tahun (339 H / 950 M). Al-Farabi mencapai posisi yang sangat terpuji di Istana Saif Ad-Daulah, sehingga sang raja bersama pengikutnya mengantarkan jenazahnya ke pemakaman sebagai penghormatan atas kematian seorang sarjana terkemuka.


Sumber:



           

Saturday, 16 January 2016

Biografi Aristoteles (Tugas Filsafat Akhlak)

            Filosof terkenal yang juga seorang yang mendapat julukan dengan Bapa Ilmu Pengetahuan, Ahli Filsafat Terbesar Dunia dan Bapa Peradaban Barat bernama Aristoteles. Beliau adalah seorang filosof Yunani kerana beliau lahir di Stageria semenanjung Kalkidike, Trasia, Yunani Utara (Balkan) pada tahun 384 SM dan meninggal dunia pada tahun 322 SM.

Ayahnya yang bernama Nicomachus adalah seorang dokter istana pada Raja Macedonia, Amyntas II (kakek Alexander Agung). Semasa kecil beliau diasuh oleh ayahnya sendiri dan mendapat pelajaran tentang teknik bedah, sehingga Aristoteles menguasai pada ilmu alam terutama biologi dan beliau dididik dari kecil sebagai aristokrat hingga beliau berumur 13 tahun kemudian melanjutkan pendidikannya di Akademi Plato (427-347 SM) ketika berumur 17 tahun. Ayahnya meninggal dunia ketika beliau berumur 15 tahun yang kemudian dijaga oleh pamannya (saudara dari ayahnya), Proxenus.

Aristoteles dikirim ke Athena untuk belajar di Akademi Plato selama 20 tahun sehingga Plato meninggal dunia. Beberapa lama ia mengajar di Akademi Plato untuk mengajar logika dan retorika. Setelah meninggalnya Plato, Aristoteles bersama temannya Xenokrates meninggalkan Athena karena mereka tidak setuju dengan pendapat pengganti Plato di Akademi tersebut tentang filsafat dan mengembara selama 12 tahun. Selam pengembaraan, Aristoteles mendirikan dan mengajar di Akademi Assos. Di sini, beliau menikah dengan Pythias (keponakan Hermeias), penguasa wilayah tersebut yang juga murid Plato. Namun sayangnya, Pythias tak lama kemudian meninggal, kemudian beliau menikah lagi dengan Herphyllis dan mendapatkan seorang anak yang kemudian dinamakan Nicomachus (sama seperti nama ayahnya).

Aristoteles terpaksa harus menyelamatkan diri karena Assos diserbu tentara Persia. Setelah beberapa lama ditempat pelarian, sekitar tahun 342 SM, beliau di undang Philippos (anak Amyntas II), raja Macedonia untuk mengajar Alexandros (Alexander Agung) yang ketika itu berumur 13 tahun. Pada tahun 335 SM, setelah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena dan mendirikan akademi sendiri, Lyceum. Tapi sebelum itu, beliau sempat kembali dan menetap di Akademi yang saat itu telah dipimpin oleh temannya, Xenokrates. Karena merasa pemikirannya telah jauh dari ajaran sebelumnya, dengan bantuan dari Macedonia, beliau mendirikan Lyceum.

Berbeda dengan Sokrates (469-399 SM) dan Plato yang mengajar dengan cara dialog. Di Lyceum, Aristoteles mengajar dengan cara kuliah, ceramah sambil berjalan sehingga pemikirannya sering dinamai dengan paripatetik (jalan-jalan). Beliau memberi dua macam kuliah. Pertama, kuliah pagi yang bersifat ilmiah dan filosofis (untuk orang yang benar-benar ingin menuntut ilmu). Kedua, kuliah malam yang bersifat filsafat dan retorika (untuk masyarakat umum). Di sinilah, beliau selama 12 tahun memberikan kuliah, berpikir, mengadakan riset dan eksperimen beserta membuat catatan-catatan secara tekun dan cermat. Alexander memberikan dana-dana untuk bantuan Aristoteles dalam melakukan riset-riset dan pengkajian.

Pada tahun 323 SM, Alexander Agung meninggal dunia yang mengakibatkan gerakan anti Macedonia (gerakan untuk melepaskan Athena dari kekuasaan Macedonia) mendakwa dan metuduh Aristoteles menyebarkan faham “atheis”, menghina dewa-dewa, sehingga memaksanya melarikan diri ke Khalkis (tempat asal ibunya), setelah menyerahkan kepemimpinan Lyceum ke tangan muridnya, Theophrastos. Beliau melarikan diri dengan alasan agar rakyat Athena tidak berdosa dua kali terhadap filsafat (seperti nasib Socrates 76 tahun sebelumnya). Aristoteles meninggal dunia beberapa bulan kemudian karena sakit di tempat pelarian ketika berumur 62 tahun tepatnya pada 322 SM.

Aristoteles meninggalkan banyak karya-karya dan tulisan-tulisan meliputi logika, filsafat alam, psikologi, biologi, metafisika, etika, politik, ekonomi dan retorika serta poetika. Bahkan masih banyak karya-karya dan tulisan-tulisannya yang masih digunakan sampai sekarang. Kerja ilmiahnya merupakan ensiklopedia ilmu untuk zaman.


Sumber:
2.     http://www.biografiku.com/2008/11/biografi-aristoteles-bapak-ilmu.html
3.     https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2014/04/biografi-aristoteles-filsuf-dari-yunani.html
4.     https://es.wikipedia.org/wiki/Arist%C3%B3teles

Tuesday, 12 January 2016

AF vs I2M (BF-Selfie)

          Kecoh baru-baru ini di laman sosial disebabkan oleh sindiran atau teguran Amran fans (AF) kepada ibu-ibu muda (I2M) yang mengupload gambar breast feeding (bf) selfie. Perbezaan padangan yang membuat kedua pihak ini bertentangan apabila pihak perempuan melihatnya positif manakala pihak lelaki pula melihatnya negatif. Ibu-ibu muda melaporkan hal ini kepada pihak facebook agar AF dihapus dari facebook.

          Sindiran dari AF sekaligus teguran kepada I2M sebenarnya mempunyai niat yang baik tetapi mungkin caranya membuat I2M marah dan mengecam AF. Dengan mengupload gambar-gambar sedemikian membuat publik berfikir negatif dengan mengatakan I2M tidak mempunyai malu malah bangga. Tambahan pula dengan menyatakan inilah tanda-tanda akhir zaman ketika seseorang sudah hilang malunya. Walaupun sebenarnya bahagian yang dimaksudkan tidak terlihat sama sekali dan tertutup dengan pakaian si ibu.

           Pihak I2M ini sebenarnya ingin berkongsi kegembiraannya kerana diberikan karunia anak dan mampu menyusukan anaknya sendiri tanpa ada sebarang masalah. Tidak seluruh ibu di dunia ini yang diberi kesempatan oleh Allah S.W.T mampu untuk menyusukan darah dagingnya sendiri. Kemudian, air susu ibu hanya boleh keluar ketika setelah melahirkan anak dan tidak seumur hidupnya dapat menikmati menyusukan anak. Mungkin I2M ini ingin berkongsi kegembiraan ini dengan ibu-ibu atau perempuan-perempuan yang lain. Tetapi mungkin kesalahan yang timbul apabila di upload ke laman sosial umum yang mana semua jenis kelamin dan semua tingkatan umur dapat melihatnya.

          Manakala, niat baik AF untuk menegur menjadi bencana apabila menegur dengan agak kasar dan tidak berbahasa yang membuat I2M ini naik berang. Menegur itu baik tapi ada caranya. Sebagai contoh, orang yang sakit ingin disuntik ubat supaya sembuh dari penyakitnya, apabila dilakukan dengan kasar, hasil suntikan ubat itu bukan malah menyembuhkan, tapi malah membuat si pesakit bertambah sakitnya. AF bermaksud agar I2M zaman sekarang ini jangan lah sikit-sikit upload, semua benda nak upload. Sampai bagian yang mengundang kontroversi, masalah keluarga, hal peribadi semua nak kongsi dengan publik.

          Yang menjadi point penting permasalahan ini adalah selfie-nya bukan bf-nya. Bf tu adalah keperluan anak, dimana pun boleh jika anak itu memerlukan. Mau di tempat umum, tempat kerja, rumah orang dan sebagainya itu boleh-boleh saja, tapi lebih baik di tempat yang agak tersembunyi supaya ibu dan anak itu merasa lebih selesa. Permasalahan ini menjadi-jadi ketika I2M tambah banyak yang mengupload gambar-gambar bf selfie, bukan malah menerima teguran tapi malah melawan. Tapi memang tak heran la, sebab perempuan ni sejak bila dia boleh kalah kan? Perempuan selalu benar tu memang betul.

          Pihak perempuan hendaklah memahami kondisi pihak lelaki apabila melihat gambar seperti itu pasti di fikirannya akan berubah menjadi negatif dan malah ingin melihat lebih dari itu. Kalau perempuan mengatakan ini hal perempuan, lelaki tak usah ikut campur. Memang ini hal perempuan, tetapi rasa ingin tau (curious) lelaki itu tidak kalah kuatnya dari perempuan. Apalagi di gambar itu ibu-ibu masih muda dan cantik, lelaki pasti berliur melihatnya. Coba bayangkan kalau di gambar itu perempuan tua yang hodoh sedang bf selfie, apa ada lelaki yang mau melihatnya? Pasti tak ada yang mau malah mereka akan merasa jijik. Kes ini mungkin tidak akan terjadi.

           Jadi sekarang siapa yang mau dipersalahkan? AF atau I2M? Lelaki atau perempuan? Kedua-duanya bagi penulis bersalah dalam hal ini. Tapi kes ini tidak akan terjadi jika gambar-gambar itu tidak di upload dan di viralkan. Mungkin ada solusi atau jalan penyelesaiannya jika I2M mau sangat upload gambar-gambar begitu, I2M bolehlah mengupload yang mana lingkungannya hanyalah perempuan, no boys allowed. Manakala yang lelaki pula janganlah menggatal skodeng. Dan jika ingin menegur gunakanlah cara yang benar dan baik kerana teguran itu ibarat ubat yang pahit.

            Tetapi sebaiknya, tidak perlulah mengupload gambar sebegitu rupa kerana ia akan mendatangkan fitnah. TInggalkan benda-benda yang tidak penting dan mengundang fitnah. Dan ingatlah bahawa kita sekarang berada di akhir zaman, zaman yang mana penuh dengan fitnah. Kepada para suami, jaga dan perhatikanlah isteri-isterimu dari sebarang kemungkaran dan kemaksiatan. Memang sebenarnya benda ini bukan maksiat, tapi benda ini menjerumus kepada kemaksiatan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim 66:6)