Pendahuluan
Bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana-bencana
ini dapat dikategorikan kepada 3 bagian, bencana alam, bencana non-alam dan
bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor.
Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa non-alam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Manakala bencana sosial
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar
komunitas masyarakat, dan teror.
Setiap bencana yang terjadi
adalah kehendak Allah SWT. Sesungguhnya Allah menurunkan bencana kepada manusia
atas sebab-sebab tertentu. Ada bencana yang diturunkan kepada orang yang
beriman maupun kepada orang yang kufur. Tetapi orang-orang yang beriman akan
diberikan petunjuk, seperti yang disebutkan dalam Surat At Taghabun ayat 11
(Ayat Qur’an)
" Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin
Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. "
Ada beberapa
sebab bencana diturunkan oleh Allah SWT menurut pandangan Islam.
1. Bencana merupakan adzab dari
Allah bagi para penentang Rasul-Rasul terdahulu, atau sebagai cobaan bagi orang
beriman untuk menghapus dosa-dosanya
2. Bencana sebagai cobaan bagi
mukmin
3. Musibah sebagai peringatan
agar kembali kepada kebenaran
4. Bencana alam disebabkan oleh
"perbuatan tangan mereka sendiri"
Pembahasan
Bencana
merupakan adzab dari Allah bagi para penentang Rasul-Rasul terdahulu, atau
sebagai cobaan bagi orang beriman untuk menghapus dosa-dosanya
فَكُلًّا
أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ ۖ
فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ
الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ
أَغْرَقْنَا ۚ
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُون
َ(العنكبوت :40)
Maka
masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka
ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada
yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan
Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri. (Al-‘Ankabut/29:40)
Pada ayat diatas kita dapat mengetahui bagaiman Allah membinasakan umat–umat
yang terdahulu yang membangkang maupun mendustakan para rasulnya .Ditambah lagi
ayat–ayat Al-Quran yang bercerita tentang kisah masa lalu tentang bagaimana
Allah menghukum kaum-kaum yang berdusta. Ayat diatas merupakan paparan berbagai
macam azab yang pernah Allah diturunkan kepada kaum yang mendzolimi diri mereka
sendiri dan diantaranya adalah:
1. Angin
yang sangat kencang dan membawa batu yang didatangkan kepada kaum ‘Ad. Mereka
yakni yang menentang nabi Hud, dijelaskan
dalam ayat lain yang menjelaskan siksaan tersebut yang berbunyi :
وَأَمَّا
عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَة
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا
فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍٍ
فَهَلْ تَرَىٰ لَهُم مِّن بَاقِيَةٍ .(الحاقة 6-8)
Sedangkan kaum ‘Ad mereka telah dibinasakan
dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka
selama tujuh malam delapan hari terus menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada
waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah
kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seseorang pun yang masih tersisa
diantara mereka?. (Al-Haqqah/69:6–8).
2. Suara
mengguntur yang memecahkan anak telinga . Siksaan ini diturunkan kepada kaum
samud dimana mereka membangkang dan tidak mau beriman kepada Nabi Shaleh tiba-tiba
mereka dipingsankan lalu mati oleh kejutan suara yang mengguntur yang dahsyat
sekali.
فاما
الثمود فاهلكوا بالطاغية .(الحاقة :5).
Maka adapun kaum samud, mereka telah dibinasakan dengan
suara yang sangat keras.
(Al-Haqqah :5)
3.
Adapun
azab Allah tentang ditelannya seseorang ke dalam bumi yaitu dalam kisah karun, seorang
hartawan. Yang pada mulanya seorang yang berimna dan patuh pada Musa. Kemudian
setelah kaya, ia menjadi sombong dan durhaka. Ia berbuat melampaui batas tidak
mau membayar zakat karena kecongkaan inilah Allah menyiksannya.
فَخَسَفْنَا
بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ
دُونِ الَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ
Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam
bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab
Allah dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
4.
Ditenggelamkan
di dalam air inilah siksaan bagi kaum Nabi Nuh beserta hartanya. Selain umat
Nabi Nuh, firaun beserta bala tentara juga tenggelam dilaut merah balasan atas
kesombongan dan siksaan yang meraka lakukan terhadap Musa dan pengikutnya.
وَنُوحًا
إِذْ نَادَىٰ مِنْ قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ
الْعَظِيمِ
Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdo`a,
dan Kami memperkenankan do`anya, lalu Kami selamatkan dia beserta pengikutnya
dari bencana yang besar.
وَنَصَرْنَاهُ مِنَ الْقَوْمِ الَّذِينَ
كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚإِنَّهُمْ
كَانُوا قَوْمَ سَوْءٍ فَأَغْرَقْنَاهُمْ أَجْمَعِينَ
Dan Kami telah menolongnya dari kaum yang telah
mendustakan ayat-ayat Kami Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka
Kami tenggelamkan mereka semuanya.
Semua permisalan dari ayat diatas adalah balasan yang
setimpal atas kesalahan yang mereka
perbuat, bukan kezaliman dari Allah. Dia tidak menyiksa seseorang melainkan
yang mengerjakan perbuatan yang tercela.
Beberapa kejadian bencana besar
telah berlaku pada zaman-zaman nabi-nabi dan rasul-rasul kita yang mana sampai
disebutkan didalam Al-Quran Al-Karim. Kejadian-kejadian ini disebutkan untuk
menjadi pelajaran buat umat manusia dan peringatan buat manusia yang ingkar.
Bencana yang diturunkan Allah itu merupakan azab awal yang ditunjukkan oleh
Allah di muka bumi ini. Tiidak dapat kita bayangkan bagaimana azab Allah di
akhirat kelak sedangkan yang begini saja sudah terlalu luar biasa buat manusia.
Adanya bencana ini salah satunya adalah untuk menguji keimanan orang-orang mu’min
serta menghapuskan dosa-dosa mereka. Ketika mereka diuji dan mampu menghadapi
ujian itu dengan baik maka dosa-dosanya akan terampuni.
Bencana
sebagai cobaan bagi mukmin
(Ayat Qur’an)
Demi
sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada
musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari
harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada
orang-orang yang sabar (155) (Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa
oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: "Sesungguhnya kami adalah
kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali." (156)
Dalam
kitab tafsir menerangkan bahwa Allah akan menguji kaum Muslimin dengan berbagai
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan).
Dengan ujian ini, kaum Muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, kukuh
keyakinannya, tabah jiwanya dan tahan menghadapi ujian dan cobaan. Mereka akan
mendapat predikat sabar dan merekalah orang-orang yang mendapat kabar gembira
dari Allah.
Ayat
selanjutnya, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar memberitahukan
ciri-ciri orang-orang yang mendapat kabar gembira yaitu orang yang sabar
apabila mereka ditimpa sesuatu musibah mereka mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun (Sesungguhnya kami adalah milik
Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
Dengan ini, bencana bukanlah kenyataannya 100% musibah
atau malapetaka yang bersifat negative semata. Tetapi bencana disini adalah
sebagai ujian untuk orang-orang mu’min. Untuk meningkatkan lagi ketaqwaannya
kepada Allah SWT. Yang mana nantinya setelah ada kesusahan pasti ada kesenangan
dengan datangnya kabar gembira. Dijelaskan ciri-ciri orang yang mendapat kabar
gembira adalah orang-orang yang sabar apabila ditimpa musibah.
Musibah
sebagai peringatan agar kembali kepada kebenaran
(Ayat Qur’an)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sesungguhnya Dia akan
mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang
akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu
amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (167) Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa
golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang
tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan
(bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (168)
Ayat
di atas ditafsirkan bahwa Nabi Muhammad dalam ayat ini diingatkan oleh Allah
tentang pemberitahuan-Nya kepada orang-orang Yahudi, bahwa Dia akan mengirimkan
manusia lain yang lebih perkasa dari mereka untuk menjajah dan menyiksa mereka.
Mereka selalu akan hidup dalam kehinaan dan penderitaan sampai akhir zaman,
disebabkan tindakan mereka yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah. Dalam
sejarah telah terbukti dengan jelas ancaman Allah tersebut. Sesudah zaman Nabi
Sulaiman, bangsa Yahudi diperangi oleh bangsa Babilonia di bawah raja
Nebukadnezar, mereka hancur, laki-laki banyak yang dibunuh dan wanita-wanitanya
banyak yang dijadikan hamba sahaya. Banyak pula diantara mereka yang dibawa ke
Babilonia sebagai tawanan, sesudah itu mereka dijajah berganti-ganti oleh
bermacam-macam kerajaan, karena itu mereka mengalami penderitaan berabad-abad
lamanya akibat peperangan yang itdak henti-hentinya. Akhirnya mereka jatuh ke
tangan bangsa Romawi sampai Nabi Isa. Zaman Romawi Kristen mereka tidak
mempunyai kekuasaan lagi, bahkan mereka diusir dari negeri mereka dan terpencar-pencar
di beberapa negeri Sebagian mereka melarikan diri ke Jazirah Arab. Tinggallah
mereka di daerah ini memusuhi Nabi Muhammad. Padahal beliau telah memberikan
kebebasan kepada mereka hidup di daerah Islam berdasarkan perjanjian dengan
mereka. Karena sikap permusuhan dan pengkhianatan mereka, terpaksa kaum
Muslimin mengusir mereka dari daerah Islam. Ada pula di antara mereka yang
dibunuh atau terbunuh karena berpihak kepada kaum musyrikin waktu peperangan
(perang Ahzab).
Pada
abad ke-20, mereka mengalami penderitaan yang tak terperikan. Dalam perang
dunia kedua yang lalu, banyak orang Yahudi menjadi korban kekuasaan Nazi
Jerman. Di Amerika, di eropa dan di Rusia, dewasa ini mereka masih banyak
mengalami penghinaan. Meskipun orang Yahudi sekarang sudah mempunyai tanah air
(Israel) namun mereka tetap dalam penderitaan, karena sikap mereka juga,
diseabkan umat manusia di dunia ini, terutama umat Islam memusuhi mereka.
Negara Israel itu dibentuk dengan mengusir rakyat Palestina yang menjadi
penduduk asli Negara tersebut. Demikianlah nasib bangsa Yahudi itu.
Sesungguhnya hukum Allah berlaku terhadap umat yang mendurhakai
perintah-perintah-Nya dan membuat onar. Tetapi pengampunan dan kasih saying
Allah sangatlah besar dan luas bagi mereka yang taubat dari dosanya, kembali ke
jalan Allah dengan penuh kesadaran dan dengan jalan mengadakan perbaikan. Allah
pasti menghapus penderitaan mereka.
Selanjutnya
ayat ke-168, dalam ayat ini Allah menguraikan siksaan dan penderitaan mereka
yakni mereka dicerai-beraikan di atas bumi ini satu golongan berada di suatu
daerah sedang golongan yang lain berda di daerah lain. Sebagian mereka ada yang
menjadi orang-orang yang selalu mengadakan perbaikan dan beriman kepada
Nabi-Nabi, tetapi ada pula yang benar-benar tenggelam dalam kekafiran dan
kefasikan hingga membunuh Nabi-Nabi, memutar balikkan isi Kitab Taurat dan
memusuhi Nabi Muhammad. Untuk membuat mereka sadar, mereka diuji dengan
kesenangan dan penderitaan silih berganti, tetapi tidak membuat mereka jera.
Mereka yang baik diberi anugerah kebaikan dan kebahagiaan. Mereka yang durhaka
diturunkan bencana kesengsaraan. Semuanya itu cobaan bagi mereka agar mereka
kembali ke jalan yang benar.
Musibah yang terjadi pasti ada sebabnya. Allah tidak
pernah mengadakan sesuatu itu jika itu sia-sia. Beberapa musibah yang
diturunkan oleh Allah SWT bertujuan untuk memberi peringatan kepada
manusia-manusia yang lalai, ingkar, tidak tahu bahkan terlupa. Inilah tanda
kasih-sayang Allah kepada hambanya walaupun hambanya sering melakukan salah dan
dosa. Allah mengirimkan bencana agar mereka teringat dan kembali kepada jalan
yang lurus. Bencana juga menjadi peringatan atau teguran atas apa yang kita
lakukan bahwa apa yang kita lakukan itu salah dan dosa.
Bencana
alam disebabkan oleh "perbuatan tangan mereka sendiri"
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِير ٍ(الشوري :30)
Dan apa
saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
Dalam
ayat ini Allah
menerangkan bahwa apa yang menimpa manusia di dunia berupa bencana maupun penyakit
dan lain lain tidak lain adalah akibat perbuatan manusia itu sendiri, hal ini
diperjelas dengan sabda Nabi SAW:
مَا
يُصِيْبُ المُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَاوَصَبٍ وَ لاَهَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا
أَذَي وَلاَ غَمٍّ حَتَي الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا اِلَّا كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ
خَطَايَاهُ (رواه البخاري)
Tidaklah
suatu keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, kedzaliman, kesempitan, bahkan
sepotong duripun yang menusuk seorang muslim, melainkan dengan hal itu Allah
menghapus dosa-dosanya (Riwayat al-Bukhari)
Datangnya
penyakit atau musibah tidak hanya disebabkan
oleh manusia itu sendiri atas perbuatan yang mereka lakukan, tetapi disisi lain penyakit atau musibah itu
dapat menghapus dosa seperti yang dikatakan nabi pada hadist diatas tergantung
manusia itu sendiri menyingkapinya apakah dengan bersabar atau berputus asa. Hadist diatas menegaskan bahwasannya bencana maupun
musibah yang didatangkan Allah yang biasanya manusia artikan sebagai peringatan
dariNya dapat menghapus dosa–dosa yang manusia lakukan. Ayat ini pun berlaku
bagi semua golongan umat manusia tidak terkecuali hewan melata sekalipun hal
ini diperjelas dengan ayat lain dalam Al-Quran
yang artinya “Dan sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan apa yang telah
mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satu pun makhluk bergerak
yang bernyawa dimuka bumi ini, tetapi Dia menangguhkan (hukuman)nya, sampai
waktu yang ditentukan.(Fatir/35:45).
Kejadian
bencana ataupun musibah yang berlaku di dunia ini, berpunca dari manusia itu
sendiri. Allah tidak pernah zalim terhadap hambanya. Pasti Allah mempunyai
alasan kenapa Dia menurunkan bencana. Bisa dikatakan bahwa kejadian bencana itu
pasti ada ulah manusia didalamnya dan Allah mengizinkan akan hal itu untuk
terjadi. Bencana juga merupakan hukuman buat manusia yang berdosa. Allah
menghukum manusia di dunia agar manusia nanti tidak di hukum lagi di akhirat.
Penghapusan dosa oleh Allah di dunia untuk hamba-hambanya menandakan bahwa
Allah tidak ingin hambanya ramai yang masuk neraka dan menerima azab yang
pedih.
Penutup
Kehidupan
didunia ini pasti tidak terlepas dari kerusakan-kerusakan yang disebabkan
manusia itu sendiri. Karena dunia ini adalah sementara dan hanyalah tempat
untuk menguji manusia, manusia manakah yang yang lebih baik ketaqwaannya kepada
Allah SWT. Allah mengadakan bencana itu untuk memperingati dan menghapuskan dosa
manusia. Sesungguhnya sangat banyak manusia yang lalai pada zaman ini,